Selasa, 06 Juni 2017

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN INDERAJAT SATELIT

PENGERTIAN PENGINDERAAN JARAK JAUH 

  • Lillesand dan Kiefer (1979), penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang obyek, daerah, atau gejala dengan jalan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap obyek, daerah, atau gejala yang dikaji
  • Colwell (1984) penginderaaan jauh yaitu suatu pengukuran atau perolehan data pada objek di permukaan bumi dari satelit atau instrumen lain di atas atau jauh dari objek yang diindera
  • Curran (1985) penginderaan jauh yaitu penggunaan sensor radiasi elektromagnetik untuk merekam gambar lingkungan bumi yang dapat diinterpretasikan sehingga menghasilkan informasi yang berguna
  • Ilmu dan teknologi pengumpulan informasi tentang permukaan bumi tanpa melakukan kontak langsung dengan objek bersangkutan” Ini dilakukan dengan penginderaan dan perekaman energi elektromagnetik yang dipantulkan kemudian memroses, menganalisa dan mengaplikasikan informasi tersebut. 
(A)Sumber energi                                              (E)Transmisi, resepsi, pemrosesan
(B)Radiasi dan atmosfir                                     (F)Stasiun bumi dan penyimpanan
(C)Interaksi dengan obyek                                 (G)Interpretasi dan analisis
(D)Perekaman energi oleh sensor                      (H)Aplikasi

RESOLUTION
 u  Sistem penginderaan jauh memiliki empat jenis resolusi:
1.    Resolusi Spasial: ukuran objek yang terdeteksi
2.    Resolusi Spektral: panjang  gelombang yang digunakan
3.    Resolusi Radiometrik: derajat kedetilan pengamatan
4.  Resolusi Temporal: lama waktu perulangan pengamatan pada daerah yang sama


Kelebihan Dan Kelemahan Indera Satelit
Kelebihan:
1.  Pengaatan lebih menyeluruh dan mencakup area yang relatif luas, tergantung dari sensor dan wahananya.
2.    Penginderaan dilakukan secara kontinu dengan perioda tertentu.
3.  Umumnya satelit inderaja di desain untuk waktu yang cukup lama, antara 2-5 tahun, dan bahkan kadang-kadang lebih lama dari yang direncanakan.
4. Selama sebelum adanya hukum antariksa internasional yang mengatur boleh/tidaknya melakukan penginderaan di wilayah negara lain, kita dapat membeli atau mengamati negara lain.
5. Khusus untuk satelit telekomunikasi atau satelit meteorologi umumnya cakupannya sangat luas (radius hingga 5.000 km) dapat digunakan untuk pengamatan area secara kontinu.
6.  Untuk penggunaan gelombang mikro, sangat membantu mendapatkan citra di daerah yang di indera meskipun tertutup oleh awan,kabut dan lain-lain.

Kelemahan:
1.    Secara umum hanya dapat mengenal objek dimuka bumi.
2.  Media antara satelit dan permukaan merupakan kendala, khususnya untuk sensor optik yang menggunakan panjang gelombang kecil.
3.    Hanya memberikan informasi yang tepat sesuai dengan kemampuan sensornya (spatial, spektral, radiometri maupun temporal).
4.  Sepanjang kita belum memiliki satelit sendiri, ketergantungan terhadap pihak asing masih dominan.
5. Untuk mendapatkan hasil ketelitian yang tinggi sangat diperlukan data-data lapangan sebagai kontrol.










Minggu, 12 Maret 2017

PENGGUNAAN CITRA SATELIT DALAM PRODUK PERENCANAAN

     Citra satelit sangat berperan untuk perencanaan wilayah dan pembangunan. Detail daerah/wilayah akan mudah diamati dengan memanfaatkan teknologi penginderaan jauh ini. Biasanya, citra satelit yang sering digunakan daam bidang perencanaan adalah citra satelit resolusi tinggi, seperti WorldView, QuickBird, IKONOS, GeoEye, atau pun Pleiades, kerena dituntut detail objek yang akan dipetakan. Diantara manfaat penggunaan citra satelit untuk perencaan wilayah dan pembangunan adalah sebagai berikut:
· Pembuatan peta detail penggunaan lahan
· Perencanaan tata ruang, DED dan Lanscape pembangunan
· Identifikasi dan inventarisasi kawasan-kawasan kumuh
· Perencanaan dan manajemen sarana dan prasarana wilayah
· Pemetaan kawasan rawan bencana alam
· Pemantauan dan penanggulangan bencana alam
· Pemetaan jalur listrik, air, dan lainnya
· berperan dalam bidang properti
     Gambar 1
citra satelit untuk perencanaan dan pembangunan

Gambar 2
citra satelit untuk perencanaan dan pembangunan
Jenis Citra Satelit berdasarkan tingkat resolusi spasial Kemampuan sensor dalam merekam obyek terkecil pada tiap pikselnya ini disebut dengan resolusi spasial. Berdasarkan tingkatan resolusinya citra satelit dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
· Citra resolusi rendah, memiliki resolusi spasial antara 15 m s/d 30 m (Citra satelit Landsat);
·  Citra resolusi sedang, memiliki resolusi spasial 2.5 m s/d 10 m (Citra satelit SPOT);
·  Citra resolusi tinggi, memiliki resolusi spasial 0.6 m s/d 1 m (Citra satelit Ikonos dan Quickbird).
Tingkat resolusi spasial citra satelit ini dipengaruhi oleh kemampuan sensor dalam merekam objek yang terkecil, Satelit Landsat TM mampu merekam obyek terkecil dilapangan sebesar 30 x 30 meter, Satelit Ikonos merekam dengan obyek terkecilnya 1 x 1 meter. QuickBird dengan ukuran obyek terkecilnya 0,6 x 0,6 meter. Citra satelit terbentuk dari serangkaian matrik elemen gambar yang disebut dengan piksel. Piksel merupakan unit terkecil dari sebuah citra. Piksel sebuah citra pada umumnya berbentuk segi empat dan mewakili suatu area tertentu pada citra. Jika sebuah sensor memiliki resolusi spasial 20 meter dan citra dari sensor tersebut menampilkannya secara penuh, maka masing-masing piksel akan mewakili area seluas 20 x 20 meter. Citra yang menampilkan area dengan cakupan yang luas biasanya memiliki resolusi spasial yang rendah. Gambaran umum penyusunan peta rencana tata ruang yaitu sebagai berikut.

 Gambar 3
Gambaran Umum Penyusunan Peta Rencana Tata Ruang
Sumber : Badan Informasi Geospasial
Gambar 4
Skala Peta Dalam Hirarki Perencanaan
Sumber : Badan Informasi Geospasial 
·         RTRW NASIONAL
RTRW Nasional adalah strategi dan arahan kebijaksanaan pemanfaatan ruang wilayah negara yang meliputi tujuan nasional dan arahan pemanfaatan ruang yang memperhatikan keterkaitan antar pulau dan antar propinsi. RTRW Nasional disusun pada tingkat ketelitian skala 1:1.000.000 dengan jangka waktu perencanaan selama 20 tahun. Untuk membuat peta di dalam RTRW Nasional, citra satelit yang digunakan yaitu MODIS yang memiliki ukuran piksel 500m x 500m yanng setara dengan skala 1 : 1.000.000.
Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer (MODIS), adalah 36-band Spectroradiometer mengukur radiasi tampak dan inframerah dan memperoleh data yang digunakan untuk memperoleh produk mulai dari vegetasi, tutupan permukaan tanah, dan laut klorofil fluoresensi ke awan dan sifat aerosol, kejadian kebakaran , salju penutup di tanah, dan lapisan es laut di lautan. Pertama MODIS instrumen diluncurkan pada papan satelit Terra pada bulan Desember 1999, dan yang kedua diluncurkan pada Aqua pada Mei 2002.Karakteristik Instrumen:
Terpilih untuk penerbangan pada Terra (diluncurkan Desember 1999) dan Aqua.
·         Resolusi menengah, multi-spektral, cross-track scanning radiometer.
·         Mengukur sifat fisik atmosfer, dan sifat biologis dan fisik dari lautan dan tanah.
·         36 spektral band-21 dalam 0,4-3,0 m, 15 m dalam waktu 3-14,5.
·         Cakupan global terus menerus setiap 1 sampai 2 hari.
·         Rasio signal-to-noise 900-1300 untuk 1 km band warna laut pada 70 ° sudut zenith matahari.
·         NEDT yang biasanya <0,05 K pada 300K.
·         Akurasi radiasi mutlak dari 5% untuk <3 um dan 1% untuk> 3 m.
·         Refleksi siang hari dan hari / malam emisi spektral pencitraan.
·         RTRW PROVINSI
RTRW Propinsi merupakan strategi dan arahan kebijaksanaan pemanfaatan ruang wilayah propinsi yang berfokus pada keterkaitan antar kawasan/kabupaten/kota karena perkembangan suatu wilayah tidak dapat dilepaskan dari wilayah  lain di sekitarnya. RTRW Propinsi disusun pada tingkat ketelitian skala 1:250.000 dengan jangka waktu perencanaan selama 20 tahun. RTRW Provinsi menggunakan Peta RBI Skala 1:250.000 dengan menggunakan Citra ASTER, Landsat-8.
Gambar 5
Citra ASTER 15m
Sumber : Badan Informasi Geospasial
Gambar 6
Citra LANDSAT-8 15m

Sumber : Badan Informasi Geospasial
·         RTRW KABUPATEN
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten adalah rencana tata ruang dalam wilayah administrasi kabupaten dengan tingkat ketelitian minimal skala 1:100.000 berjangka waktu perencanaan 20 tahun. RTRW Kabupaten juga dapat menggunakan Peta RBI Skala 1:50.000 dan bisa menggunakan Citra ALOS, SPOT-5/6/7, RapidEye.
Gambar 7

Citra RapidEye 5m
Sumber : Badan Informasi Geospasial
Gambar 8

Citra ALOS 2.5m
Sumber : Badan Informasi Geospasial
Gambar 9
Citra SPOT-6 1.5m
Sumber : Badan Informasi Geospasial

·         RTRW Kota
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota adalah rencana tata ruang dalam wilayah administrasi kota dengan tingkat ketelitian minimal skala 1:25.000 berjangka waktu perencanaan 20 tahun. Dalam pembuatan peta RTRW Kota dapat menggunakan Citra ALOS, dan SPOT-6/7.
·         RDTR
Rencana detail tata ruang kabupaten/kota yang selanjutnya disingkat RDTR adalah rencana secara terperinci tentang tata ruang wilayah kabupaten/kota yang dilengkapi dengan peraturan zonasi kabupaten/kota. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) menggunakan RBI 1:5.000 dan dapat menggunakan citra Citra Pleiades, WorldView-2/3, GeoEye, QuickBird, Ikonos, dan Foto Udara.

Gambar 10Citra WorldView-2 0.5mSumber : Badan Informasi Geospasial

Gambar 11
Citra Pleiades 0.5m
Sumber : Badan Informasi Geospasial
·         RTBL
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan atau disingkat RTBL adalah panduan rancang bangun suatu kawasan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang yang memuat rencana program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan. RTBL menggunakan RBI 1:1000 dan dapat menggunakan citra satelit QuickBird dan WorldView-2.

Tabel 1 
skala peta dan resolusi spasial citra
                                    Sumber : lajugandharum.wordpress.com
Tabel 2
Toleransi Kesalahan Geometris Pada Peta

     Sumber : Badan Informasi Geospasial
Tabel 3
Jenis Citra Satelit Dan Skala Peta Yang Akan Dihasilkan
                                   Sumber : Badan Informasi Geospasial
    


DAFTAR PUSTAKA
Setyawan,Taufik.2016. Jenis Citra Satelit Untuk Pemetaan Perencanaan Wilayah. Dalam

Rizky,Dini Oktavia.2014.Macam-macam Jenis Citra Satelit. Dalam

Badan Informasi Geospasial.
Titi Dwinanda. 2015. Penginderaan Jauh, Resolusi, dan Jenis-jenis Satelit. Dalam

Ilham Guntara. 2013. Pengertian Resolusi Spasial dalam Sistem Penginderaan Jauh. Dalam
Laju Gandharum. 2011. Kesepadanan Skala Peta dan Resolusi Spasial Citra. Dalam


D

Minggu, 05 Maret 2017

LANDSAT - 8 DAN HIPERSPEKTRAL

PENJELASAN LANDSAT 8
Landsat 8 adalah sebuah satelit observasi bumi Amerika yang diluncurkan pada tanggal 11 Februari 2013. Ini adalah satelit kedelapan dalam program Landsat; ketujuh untuk berhasil mencapai orbit. Awalnya disebut Landsat data Continuity Mission (LDCM), itu adalah sebuah kolaborasi antara NASA dan Geological Survey Amerika Serikat (USGS). NASA Goddard Space Flight Center yang menyediakan pengembangan, rekayasa sistem misi, dan akuisisi kendaraan peluncuran sementara USGS disediakan untuk pengembangan sistem darat dan akan melakukan operasi misi terus-menerus.
Satelit ini dibangun oleh Orbital Sciences Corporation, sebagai kontraktor utama untuk misi. Instrumen pesawat ruang angkasa yang dibangun oleh Ball Aerospace dan NASA Goddard Space Flight Center, dan peluncuran dikontrak untuk United Launch Alliance. Selama 108 hari pertama di orbit, LDCM menjalani checkout dan verifikasi oleh NASA dan pada 30 Mei 2013 operasi dipindahkan dari NASA ke USGS ketika LDCM secara resmi berganti nama menjadi Landsat 8.
Pada bulan April 2008, NASA memilih General Dynamics Advanced Information Systems, Inc. untuk membangun satelit LDCM (Landsat data Continuity Mission). Setelah meluncur di orbitnya, satelit tersebut akan dinamakan sebagai Landsat-8. Satelit LDCM (Landsat-8) adalah misi kerjasama antara NASA dan USGS (U.S. Geological Survey) dengan pembagian tanggung jawab masing-masing. NASA bertanggung jawab akan penyediaan satelit LDCM (Landsat-8), instrumeninstrumen, pesawat peluncur, dan elemen- elemen operasi misi Sistem Stasiun Bumi. NASA juga akan mengelola fase awal peluncuran sampai dengan kondisi satelit beropersi di orbitnya pada ruas antariksa (dari peluncuran sampai penerimaan). USGS bertanggung jawab akan penyediaan pusat operasi-operasi misi dan sistemsistem pengolahan pada Stasiun Bumi (termasuk pengaripan dan jaringanjaringan data), demikian juga tim operasi-operasi penerbangan. USGS juga akan membiayai tim ilmuan Landsat.
Gambar 1. Gambaran pencitraan permukaan Bumi dengan satelit LDCM (Landsat-8)
Sumber : jurnal.lapan.go.id
Landsat 8 merupakan generasi terbaru menggantikan Landsat 7 yang memiliki sensor Onboard Operational Land Imager (OLI) dan Thermal Infrared Sensor (TIRS) dengan jumlah kanal sebanyak 11 dimana kanal 1-9 berada pada OLI dan kanal 10 dan 11 pada TIRS. Data citra satelit Landsat 8 memiliki resolusi spasial 30 m untuk kanal 1, 2, 3, 4, 5, 6,7, dan kanal 9 sedangkan kanal panchromatic memiliki resolusi spasial 15 m. Selain beresolusi spasial 30 m dan 15 m, pada kanal 10 dan 11 yang merupakan kanal TIR-1 dan TIR-2 memiliki resolusi spasial 100 m. Kelebihan data Landsat 8 adalah adanya kanal Near Infra Red (NIR-Kanal 5) sehingga dengan menggunakan kombinasi RGB yang tepat.

Tabel 1. Spesifikasi Landsat 8
No.
Kanal
Panjang Gelombang (mm)
Keterangan
1
Aeorosol Pesisir
0.43 – 0.45
Studi Aeorosol dan Wilayah Pesisir
2
Biru
0.45 – 0.51
Pemeteaan Bathimetrik, membedakan tanah dari vegetasi dan daun dari vegetasi konifer
3
Hijau
0.53 – 0.59
Mempertegas puncak vegetasi untuk menilai kekuatan vegetasi
4
Merah
0.64 – 0.67
Membedakan sudut vegetasi
5
Infra merah dekat (near infrared)
0.85 – 0.88
Menekankan konten biomassa dan garis pantai
6
Short wave infrared (SWIR 1)
1.57 – 1.65
Mendiskriminasikan kadar air tanah dan vegetasi, menembus awan tipis
7
Short wave infrared (SWIR 2)
2.11 – 2.29
Peningkatan kadar air tanah dan vegetasi dan penetrasi awan tipis
8
Pankromatic
0.50 – 0.68
Resolusi 15 m, penajaman citra
9
Sirus
1.36 – 1.68
Peningkatan deteksi awan sirus yang terkontaminasi
10
TIRS 1
10.60 – 11.19
Resolusi 100 m, pemetaan suhu dan penghitungan kelembaban
11
TIRS 2
11.5 – 12.51
Resolusi 100 m, peningkatan pemetaan suhu dan penghitungan kelembaban tanah
Sumber : Widjaja, 2014 pada buku pedoman pengolahan data pengindraan jauh landsat 8 untuk mangrove

PENJELASAN SATELIT HIPERSPEKTRAL

Menurut (Erick JB, 2002), pengertian hiperspektral adalah banyaknya jumlah band panjang gelombang yang terukur antara 100 500, dengan perbedaan panjang gelombang 5nm<∆<10nm. Hiperspektral dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan mencirikan materi yang unik serta memiliki potensi ekstraksi informasi lebih akurat dan detail dibanding dengan jenis multispektral. Dalam sub bab ini, akan dikaji ulang sejumlah konsep spektral yang terbaru dan teknik pengolahan yang digunakan berkaitan  dengan hiperspektral dan multispektral. Keuntungan yang diperoleh citra hiperspektral, harus didasari dengan sejumlah konsep spektral yang digunakan di penginderaan jauh. Terminologi spektral berkaitan dengan panjang gelombang, dan energi, serta satuan panjang gelombang adalah micron. Seperti yang terlihat pada dibawah ini.
Gambar 2. Spektrum Gelombang Elektromagnetik
Sumber : jurnal.lapan.go.id

Sensor hiperspektral telah dikembangkan oleh sejumlah negara, dengan karakteristik jumlah spektral dan selang spektral yang berbeda yangd apat dilihat pada tabel dibawah ini.
Citra hiperspektral seperti yang terlihat pada Tabel diatas, kesemuanya mengukur radiasi pantulan dalam satu seri panjang gelombang yang sempit dan kontinu, dibanding dengan multispektral. Dikatakan kontinu dan disebut data hiperspektral bila perbedaan panjang gelombangnya kurang dari 5 nm, aplikasi materi yang sejenis secara spektral dapat dibedakan dan informasi berskala sub piksel dapat diekstraksi, hal ini perlu dikembangkan teknik pengolahan citra yang baru.